Ancaman
berbagai penyakit pasca banjir menjadi beban dan masalah baru. Kurangnya
persediaan air bersih dan sanitasi yang memadai makin memperburuk kondisi.
Belum lagi di tempat pengungsian yang biasanya berjejal. Air banjir merupakan
sarana yang paling mudah untuk penularan berbagai penyakit melalui virus dan
bakteri yang bisa mengganggu beberapa organ tubuh.
1.
Infeksi saluran pencernaan Penyakit infeksi saluran pencernaan dengan
gejala demam, diare, dan muntah sering ditularkan melalui air. Penyakit yang
timbul antara lain disentri, kolera, dan tifus. Disentri bisa disebabkan oleh
kuman Escherechia coli yang banyak terdapat dalam limbah air banjir. Gejalanya,
buang air besar lebih dari lima kali sehari, tinja encer, disertai mulas,
muntah, badan demam, dan nyeri kepala. Dalam air limbah banjir juga terkandung
kuman tifus (Salmonella typhosa) yang terbawa air banjir. Jika kuman tifus
mencemari makanan dan minuman yang terpegang tangan, dalam satu atau dua minggu
setelah tercemar, penyakit akan muncul. Gejalanya demam tinggi pada sore dan
malam hari, nyeri kepala, dan lidah tampak putih. Dengan pemeriksaan
laboratorium darah, tifus bisa terbukti ada. Sebaiknya segera dibawa ke dokter
agar mendapatkan pengobatan yang memadai.
2. Demam berdarah Mungkin dalam minggu-minggu awal saat hujan lebat dan aliran air banjir masih deras, jentik dan nyamuk penyebab demam berdarah, hilang. Namun, setelah bulan pertama banjir, kasus penyakit demam berdarah cenderung bertambah. Hal ini lantaran banyak genangan air yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk aedes aegypti, penyebab demam berdarah.
3. Infeksi mata Penyakit infeksi
mata yang dapat ditularkan melalui air adalah moluskum
kontagiosum dan konjungtivitis (adenovirus), cirinya
adalah mata tampak merah. Sebaiknya hindari memegang atau mengucek mata
jika terasa gatal dan jauhkan mata dari percikan air banjir. Segera obati jika
ada anggota keluarga yang terkena sakit mata merah. Jangan menggunakan obat
tetes mata sembarangan sebab infeksi mata memerlukan obat tetes antibiotika
dari dokter.
4. Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) Kondisi yang
dingin, basah, dan lembap bisa menyebabkan gangguan saluran pernapasan. Infeksi
saluran pernapasan yang bisa ditularkan melalui air adalah faringokonjungtiva (infeksi tenggorok).
Gejala infeksi saluran napas tersebut pada umumnya adalah demam, batuk, atau
pilek. Pada keadaan daya tahan tubuh lemah dapat berpotensi menjadi pneumonia (radang paru).
Bagi korban banjir yang sebelumnya pernah mengidap penyakit pada saluran pernafasan,
kondisi banjir juga bisa memperburuk penyakit.
5. Campak dan cacar air Gejala campak antara lain batuk, demam berhari-hari, dan beberapa hari setelah demam muncul bercak kemerahan. Sedangkan gejala cacar air yaitu demam tinggi selama berhari-hari yang lalu disertai munculnya bintik-bintik. Untuk menghindari terjadinya penularan, sebaiknya segera dilakukan imunisasi massal di tempat penampungan baik untuk anak-anak maupun orang dewasa.
6.
Infeksi selaput otak (meningitis) Meskipun jarang terjadi, penularan
penyakit lewat air dapat juga mengakibatkan infeksi otak. Infeksi susunan saraf
pusat yang dapat terjadi adalah infeksi selaput otak atau meningitis aseptik
yang disebabkan enterovirus dan infeksi neigleria. Gejala yang dapat terjadi
adalah demam tinggi, muntah, kejang, dan kesadaran menurun.
7.
Hepatitis A Infeksi lainnya yang dapat terjadi adalah Hepatitis A atau penyakit
infeksi virus yang terjadi pada hati atau lever. Gejala yang timbul adalah
kulit dan mata tampak kuning, mual, muntah, demam dan badan lemas
.8. Penyakit kulit Kulit merupakan salah satu organ yang rentan terhadap air banjir. Jika tak mengenakan alas kaki yang kuat, kulit bisa terluka karena terinjak pecahan kaca atau benda-benda keras. Lingkungan yang kotor dan basah dapat mengakibatkan luka terinfeksi, gatal-gatal, dan iritasi. Terlebih jika sudah ada luka atau eksim. Kondisi yang lembab dan basah akan memperlambat penyembuhan eksim. Selain itu, akibat terkena air kotor, kulit jadi rentan terkena jamur kulit. Jamur mudah bersarang di sela jemari, di lipatan kulit, dan di bagian-bagian tubuh yang lembap. Pemakaian sepatu bot karet untuk jangka waktu yang panjang dapat menyebabkan infeksi jamur dan luka kaki. Dan bagi pengidap jamur kulit, bisa bertambah parah. Infeksi kulit yang penularannya melalui air adalah hot tub rash yang disebabkan bakteri pseudomonas. Penyakit kulit lainnya adalah cercarial dermatitis. Gejalanya berupa kulit yang terasa panas terbakar, gatal, pada kulit tampak bintil seperti jerawat kecil kemerah-merahan, dan kadang disertai melepuh. Penyakit ini disebabkan paparan parasit yang terdapat pada burung dan hewan mamalia lainnya. Parasit tersebut mengontaminasi manusia melalui perantara binatang seperti keong yang terdapat dalam genangan air. Parasit ini terpapar pada kulit manusia yang mengalami rash atau kulit terkelupas karena sensitif atau alergi.
9. Leptospirosis Saat banjir besar melanda Jakarta pada tahun 2002 silam, penyakit ini sempat menghebohkan meskipun kasus penderita leptospirosis saat itu tidak banyak. Leptospirosis merupakan infeksi yang disebabkan kuman leptospira juga dapat ditularkan lewat air seni atau bangkai tikus. Binatang lain seperti anjing, kucing, dan kuda pun bisa menularkan penyakit ini. Gejalanya antara lain panas, muntah-muntah, diare, dan nyeri tulang. Penanganan yang terlambat akan menyebabkan gangguan pada otak atau meningitis, gangguan pada hati, atau gangguan pada ginjal. Penanganannya harus dengan obat-obatan antibiotik.